abrdut

Rabu, April 13, 2011

MANUSIA DAN LINGKUNGAN

A.           LATAR BELAKANG
Membahas tentang manusia berarti membahas tentang kehidupan sosial dan budayanya, tentang tatanan nilai-nilai, peradaban, kebudayaan, lingkungan, sumber alam, dan segala aspek yang menyangkut manusia dan lingkungannya secara menyeluruh.
Manusia adalah mahluk hidup ciptaan tuhan dengan segala fungsi dan potensinya yang tunduk kepada aturan hukum alam, mengalami kelahiran, pertumbuhan ,perkembangan, dan mati, dan seterusnya, serta terkait serta berinteraksi dengan alam dan lingkungannya dalam sebuah hubungan timbal balik baik itu positis maupun negatif.
Manusia atau orang dapat diartikan berbeda-beda menurut biologis, rohani, dan istilah kebudayaan, atau secara campuran. secara biologis, manusia diklasifikasikan sebagai homo sapiens (bahasa latin untuk manusia)sebuah spesies primata dari golongan mamalia yang dilengkapi otak berkemampuan tinggi.
Manusia juga sebagai mahkluk individu memiliki pemikiran-pemikiran tentang apa yang menurutnya sesuai ketika tindakan-tindakan yang ia ambil. dan sebagai makhluk sosial yang saling berhubungan dan keterkaitannya dengan lingkungan dan tempat tinggalnya.


B.            RUMUSAN MASALAH
1.    Apa pengertian lingkungan dan manusia?
2.    Apa makna lingkungan bagi manusia ?
3.    Apa saja hubungan antara manusia dengan mahkluk hidup ?
4.    Apa saja paradigma mengenai lingkungan?

C.            TUJUAN
Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas matakuliah ISBD serta untuk dapat memahami  pendalaman mengenai pengertian manusia dan lingkungan, mengetahui kondisi lingkungan yang kondusif bagi manusia dan memberikan paradigma mengenai lingkungan.












BAB II
PEMBAHASAN

A.           Pengertian Lingkungan dan Manusia
·                  Pengertian manusia
Manusia adalah makhluk hidup ciptaan tuhan dengan segala fungsi dan potensinya yang tunduk kepada aturan hukum alam,mengalami kelahiran, pertumbuhan, perkembangan dan mati, dan seterusnya, serta terkait serta berinteraksi dengan alam dan lingkungannya dalam sebuah hubungan timbal balik itu positif maupun negative.
·                      Pengertian lingkungan
Lingkungan adalah suatu media di mana makhuk hidup tinggal, mencari penghidupannya,dan memiliki karakter serta fungsi yang khas yang mana terkait secara timbal balikdengan keberadaan makhluk hidup yang menempatinya,terutama manusia yang memiliki peranan yang lebih kompleks dan rill.
Menurut Undang Undang No. 23 Tahun 1997, lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain. Sedangkan ruang lingkup lingkungan hidup Indonesia meliputi ruang, tempat Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berwawasan nusantara dalam melaksanakan kedaulatan, hak berdaulat, dan yurisdiksinya.
Lingkungan hidup, sering disebut sebagai lingkungan, adalah istilah yang dapat mencakup segala makhluk hidup dan tak hidup di alam yang ada di Bumi atau bagian dari Bumi, yang berfungsi secara alami tanpa campur tangan manusia yang berlebihan.
Dalam lingkungan hidup terdapat ekosistem, yaitu tatanan unsur lingkungan hidup yang merupakan kesatuan utuh menyeluruh dan saling mempengaruhi dalam membentuk keseimbangan, stabilitas, dan produktivitas lingkungan hidup.
Merujuk pada definisi di atas, maka lingkungan hidup Indonesia tidak lain merupakan Wawasan Nusantara, yang menempati posisi silang antara dua benua dan dua samudera dengan iklim tropis dan cuaca serta musim yang memberikan kondisi alamiah dan kedudukan dengan peranan strategis yang tinggi nilainya, tempat bangsa Indonesia menyelenggarakan kehidupan bernegara dalam segala aspeknya.

B.            Makna Lingkungan Bagi Manusia
Kehidupan manusia tidak bisa dipisahkan dari lingkungannya. Baik lingkungan alam maupun lingkungan sosial. Kita bernapas memerlukan udara dari lingkungan sekitar. Kita makan, minum, menjaga kesehatan, semuanya memerlukan lingkungan. Pengertian lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia yang memengaruhi perkembangan kehidupan manusia baik langsung maupun tidak langsung. Lingkungan bisa dibedakan menjadi lingkungan biotik dan abiotik. Jika kalian berada di sekolah, lingkungan biotiknya berupa teman-teman sekolah, bapak ibu guru serta karyawan, dan semua orang yang ada di sekolah, juga berbagai jenis tumbuhan yang ada di kebun sekolah serta hewan-hewan yang ada di sekitarnya. Adapun lingkungan abiotik berupa udara, meja kursi, papan tulis, gedung sekolah, dan berbagai macam benda mati yang ada di sekitar.
Seringkali lingkungan yang terdiri dari sesama manusia yang melipulti pola pola hubungan sosial serta kaidah pendukung yang berlaku dalam suatu lingkungan disebut juga sebagai lingkungan sosial budaya. Lingkungan sosial budaya terdiri dari interaksi antara budaya, teknologi dan organisasi sosial.lingkungan sosial budaya telah ada sejak manusia diciptakan dan mengalami perubahan sejalan dengan peningkatan kemampuan adaptasi kultural manusia terhadap lingkungannya.
Terdapat dua kelompok sistem yang saling berinteraksi dalam lingkungan sosial budaya, yaitu sosiosistem meliputi teknologi, pola eksploitasi sumber daya, pengetahuan, ideologi, sistem nilai. Yang kedua adalah ekosistem, meliputi tanah, air, udara, hewan, tumbuhan, populasi manusia. Interaksi kedua sistem tersebut melalui proses seleksi dan adaptasi. Serta pertukaran aliran energi, materi dan informasi.
Interaksi pada mahkluk hayati terjadi secara netral untuk proses keseimbangan dari ekosistem tersebut. Sedangkan interaksi sosial pada manusia tidak terjadi secara netral dan interasi dengan lingkungan cenderung antroposentrik.
Oleh sebab itu manusia dan lingkungan merupakan suatu kesatuan yang saling berinteraksi antara satu dengan lainnya, dimana manusia dapat mempengaruhi lingkungan dan sebaliknya lingkungan dapat mempengaruhi manusia. Karena salah satu unsur dalam lingkungan hidup adalah manusia, yang merupakan makhluk hidup yang paling canggih diantara makhluk-makhluk lain, sehingga dapat mengembangkan kemampuannya dalam pengembangan berbagai bidang yang ada.

C.            Hubungan Antara Manusia dengan Lingkungan Hidup
Kedudukan manusia merupakan bagian utama dari suatu lingkungan. Hubungan manusia dan lingkungan adalah sirkuler, kegiatannya sedikit banyak akan mengubah lingkungannya yang pada saatnya nanti akan mempengaruhi manusia dan kemudian akan merambat pada unsur unsur lain.Kelangsungan hidup manusia bergantung pada kelestarian ekosistemnya.
Manusia pada awal sejarahnya telah hidup di bumi dalam keselarasan alam yang sangat wajar, tetapi dalam penguasaan alam pikiran telah memungkinkan manusia untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang menjaadikannya penguasa mutlak dalam kehidupan.
Dari segi ekologi hubungan manusia dengan mahkluk hidup lainnya adalah:
1.             Manusia sebagai organisme yang dominan
·       Manusia dapat berkompetisi lebih baik dibandingkan dengan dengan mahkluk hidup lainnya
·      Manusia mampu memberikan pengaruh yang besar terhadap lingkungan hidup ataupun organisme lain.
2.             Manusia sebagai penyebab evolusi
Manusia selalu dapat memperbaiki dan mengembangkan pengetahuan serta keterlampilan teknis.
3.             Manusia seagai mahkluk pengotor
Hewan (termasuk manusia) sering membuang kotoran organik (seperti: Fases) yang dapat mencemari lingkungan.
     Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik antara mahkluk hidup dengan lingkungannya. Suatu sistem  terdiri dari komponen komponen yang bekerja secara teratur sebagai suatu kesatuan.
1.    Pengertian ekologi
Ekologi terdiri atas rumah tangga,dan logos yang berarti firman atau ilmu.jadi secara harfiah ekologi adalah ilmu kerumah tanggaan.ilmu ini mirip dengan ekonomi.
Kita mengenal beberapa definisi untuk ekologi,misalnya:
Ø Ekologi ialah cabang biologi yang mempelajari hubungan timbal balik manusiadengan lingkungannya.
Ø Ekologi ialah studi ilmiah tentang interaksi yang menentukan penyebaran dan kepadatan makhluk hidup.
Ø Ekologi ialah Biologi Lingkungan.
Bertolak dari definisi”Ekologi ialah ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara manusia dengan lingkungannya” maka kita dapat mengambil sudut pandang ekologi untuk membahas kajian manusia dan lingkungan dengan sokong oleh segi kepentingan manusia ,yaitu oleh manusia untuk manusia.


2.     Lingkungan Hidup Manusia
          Manusia hidup, tumbuh,dan berkembang dalam lingkungan alam dan sosial-budayanya. Dalam lingkungan alamnya manusia hidup dalam sebuah ekosistem yakni, suatu unit atu satuan fungsional dari makhluk-makhluk hidup dengan lingkungannya.
Dalam ekosistem terdapat komponen abiotik pada umumnya merupakan factor lingkungan yang mempengaruhi makhluk-makhluk hidup diantaranya:
Ø Tanah
Ø Udara atau gas-gas yang membentuk atmosfer
Ø Air
Ø Cahaya
Ø Suhu atau temperatur
Sedangkan komponen biotic di antaranya adalah:
Ø Produsen
Ø Konsumen
Ø Pengurai
Selain itu di dalam lingkungan terdapat faktor-faktor Selain itu di dalam lingkungan terdapat faktor-faktor berikut ini:
Ø Rantai makanan
Ø Habitat
Ø Populasi
Ø Komunikasi
Ø Biosfer
3.      Untuk membuat ekosistem tetap stabil adalah dengan:
1.      Perlu diberikan bantuan energi dari luar yang harus di usahakan manusia.
2.      Usaha untuk perawatan terhadap ekosistem yang dibuat manusia.
4.      Tugas Manusia sebagai bagian dari ekosistem adalah:
1.      Mengelola apa yang ada dalam ekosistem.
2.      Mengelola tugas dan kewajiban untuk mengatur ekosistem alamiah dan ekosistem buatan.
3.      Mempunyai tugas dan kewajiban untuk mengatur keselarasan dan keseimbangan antara komponen yang ada dalam ekosistem.
5.      Manfaat Stabilnya ekosistem adalah:
1.      Manusia dapat hidup teratur dari generasi ke generasi.
2.      Manusia dapat hidup selamat sejahtera.
3.      Manusia bergantung pada ekosistem.

D.           Paradigma Lingkungan
Etika Lingkungan Hidup hadir sebagai respon atas etika moral yang selama ini berlaku, yang dirasa lebih mementingkan hubungan antar manusia dan mengabaikan hubungan antara manusia dan mahluk hidup bukan manusia. Mahluk bukan manusia, kendati bukan pelaku moral (moral agents) melainkan dipandang sebagai subyek moral (moral subjects), sehingga pantas menjadi perhatian moral manusia. Kesalahan terbesar semua etika sejauh ini adalah etika-etika tersebut hanya berbicara mengenai hubungan antara manusia dengan manusia. Dalam perkembangan selanjutnya, etika lingkungan hidup menuntut adanya perluasan cara pandang dan perilaku moral manusia. Yaitu dengan memasukkan lingkungan atau alam semesta sebagai bagian dari komunitas moral.
Berbagai teori etika lingkungan dapat menjelaskan pola perilaku manusia dalam kaitan dengan lingkungan. Beberapa teori etika lingkungan ini merupakan perkembangan pemikiran di bidang etika lingkungan, yaitu Shallow Environmental Ethic, Intermediate Environmental Ethic, dan Deep Environmental Ethic. Keempat teori ini dikenal sebagai antroposentrisme, biosentrisme, ekosentrisme, dan teosentrisme. Keempat teori ini mempunyai cara pandang yang berbeda tentang manusia, alam, dan hubungan manusia dengan alam.
1.             Antroposentrisme
Antroposentrisme adalah teori etika lingkungan yang memandang manusia sebagai pusat dari sistem alam semesta. Manusia dan kepentingannya dianggap yang paling menentukan dalam tatanan ekosistem dan dalam kebijakan yang diambil dalam kaitan dengan alam, baik secara langsung atau tidak langung. Nilai tertinggi adalah manusia dan kepentingannya. Hanya manusia yang mempunyai nilai dan mendapat perhatian. Segala sesuatu yang lain di alam semesta ini hanya akan mendapat nilai dan perhatian sejauh menunjang dan demi kepentingan manusia. Oleh karenanya alam pun hanya dilihat sebagai obyek, alat dan sarana bagi pemenuhan kebutuhan dan kepentingan manusia. Alam hanya alat bagi pencapaian tujuan manusia. Alam tidak mempunyai nilai pada dirinya sendiri.


2.             Biosentrisme
Biosentrisme mengagungkan nilai kehidupan yang ada pada ciptaan, sehingga komunitas moral tidak lagi dapat dibatasi hanya pada ruang lingkup manusia. Mencakup alam sebagai ciptaan sebagai satu kesatuan komunitas hidup (biotic community).
Inti pemikiran biosentrisme adalah bahwa setiap ciptaan mempunyai nilai intrinsik dan keberadaannya memiliki relevansi moral. Setiap ciptaan (makhluk hidup) pantas mendapatkan keprihatinan dan tanggung jawab moral karena kehidupan merupakan inti pokok dari konsern moral. Prinsip moral yang berlaku adalah “mempertahankan serta memlihara kehidupan adalah baik secara moral, sedangkan merusak dan menghancurkan kehidupan adalah jahat secara moral” (Light, 2003: 109).
Biosentrisme memiliki tiga varian, yakni the life centered theory (hidup sebagai pusat), yang dikemukakan oleh Albert Schweizer dan Paul Taylor ; land ethic (etika bumi), dikemukakan oleh Aldo Leopold ; dan equal treatment (perlakuan setara), dikemukakan oleh Peter Singer dan James Rachel.
a.         The Life Centered Theory
The life centered theory adalah teori lingkungan yang berpusat pada lingkungan. Teori yang dikemukakan oleh Albert Schweizer, mengajukan empat prinsip etis pokok, yaitu : manusia adalah anggota dari komunitas hidup yang ada di bumi ini, bumi adalah suatu sistem organik dimana manusia dan ciptaan lain saling berkaitan dan bergantung, setiap ciptaan dipersatukan oleh tujuan bersama demi kebaikan dan keutuhan keseluruhan, dan menolak superioritas manusia dihadapan makhluk ciptaan lain (Paul, dalam Light – Holmes Rolston III, 2003: 74-84, BASIS: 12-14).
Semua makhluk hidup dalam bionsentrisme adalah anggota dari komunitas hidup, dalam arti bahwa setiap ciptaan berhak diperlakukan dengan baik secara moral. Manusia sebagai pelaku atau subjek moral harus memperlakukan dengan baik dan tangging jawab moral terhadap makhluk lainnya.
b.        The Land Ethic (etika bumi)
The Land Ethic (etika bumi) Teori etika bumi yang dikemukakan oleh Aldo Leopold menjadi teori etika lingkungan klasik pada abad ini. Etika bumi menekankan pentingnya keutuhan ciptaan dan bahwa setiap ciptaan merupakan bagian integral dari komunitas kehidupan (Light-Holmes III, 2003:39/BASIS:2007:edisi 05-06:12-13). Bumi dan segala isinya adalah subjek moral yang harus dihargai, tidak hanya alat dan objek yang bisa dimanfaatkan manusia sesuka hati karena bumi bernilai pada dirinya sendiri.
Teori etika bumi menekankan bahwa keutuhan seluruh makhluk ciptaan tidak bertentangan dengan kepentingan masing-masing ciptaan. Aldo Leopold mengatakakan bahwa tugas manusia untuk menata dan memelihara sehingga kepentingan manusia sebagai bagian dari komunitas kehidupan bisa sejalan dan tidak bertentangan dengan kebaikan seluruh kebaikan komunitas kehidupan. Prinsip moral menurut Leopold adalah bahwa setiap tindakan akan banar secara moral jika melindungi dan mengupayakan keutuhan, keindahan, dan stabilitas seluruh komunitas kehidupan (Palmer dalam Light, 2003:24, BASIS : 12-14). Manusia harus berhenti mengeksploitasi, merusak makhluk ciptaan lain karena tindakan ini akan merusak keutuhan, stabilitas, keindahan ciptaan alam.
c.         Equal Treatment (perlakuan yang setara)
Equal treatment (perlakuan setara/sama) Equal treatment dikenal sebagai anti spesiesisme yang dikemukakan oleh Peter Singer dan James Rachel. Anti spesiesme adalah sikap membela kepentingan dan kelangsungan hidup semua spesies di bumi karena didasarkan pada mempunyai hak hidup yang sama dan pantas mendapatkan perlindungan dan perhatian yang sama.
Peter Singer mendasarkan teorinya kepada prinsip moral perlakuan yang sama dalam kepentingan. Perlakuan yang sama dalam relasi anta manusia didasarkan pada pertimbangan bahwa manusia mempunyai kepentingan yang sama. Kesadaran dan tanggung jawab moral sangat penting terhadap makhluk ciptaan bukan manusia. Tanggung jawab dan pertimbangan moral berlaku bagi seluruh komunitas kehidupan. Prinsip moral harus konsisten diterapkan dalam seluruh komunitas kehidupan demi kebaikan keseluruhan komunitas kehidupan.

3.             Ekosentrisme
Ekosentrisme merupakan kelanjutan dari teori etika lingkungan biosentrisme. Oleh karenanya teori ini sering disamakan begitu saja karena terdapat banyak kesamaan. Yaitu pada penekanannya atas pendobrakan cara pandang antroposentrisme yang membatasi keberlakuan etika hanya pada komunitas manusia. Keduanya memperluas keberlakuan etika untuk mencakup komunitas yang lebih luas. Pada biosentrisme, konsep etika dibatasi pada komunitas yang hidup (biosentrism), seperti tumbuhan dan hewan. Sedang pada ekosentrisme, pemakaian etika diperluas untuk mencakup komunitas ekosistem seluruhnya (ekosentrism).

4.           Teosentrisme
Teosentrisme merupakan teori etika lingkungan yang lebih memperhatikan lingkungan secara keseluruhan, yaitu hubungan antara manusia dengan lingkungan. Pada teosentrism, konsep etika dibatasi oleh agama (teosentrism) dalam mengatur hubungan manusia dengan lingkungan. Untuk di daerah Bali, konsep seperti ini sudah ditekankan dalam suatu kearifan lokal yang dikenal dengan Tri Hita Karana (THK), dimana dibahas hubungan manusia dengan Tuhan (Parahyangan), hubungan manusia dengan manusia (Pawongan) dan hubungan manusia dengan lingkungan (Palemahan).






BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

A.           Kesimpulan
Manusia bertindak sosial dengan cara memanfaatkan alam dan lingkungan untuk menyempurnakan serta meningkatkan kesejahteraan hidupnya demi kelangsungan hidup sejenisnya.
Manusia mempunyai pengaruh penting dalam kelangsungan ekosistem habitat manusia itu sendiri, tindakan-tindakan yang diambil atau kebijakan-kebijakan tentang hubungan dengan lingkungan akan berpengaruh bagi lingkungan dan manusia itu sendiri.
Kemampuan kita untuk menyadari hal tersebut akan menentukan bagaimana hubungan kita sebagai manusia dan lingkungan kita. Hal ini memerlukan pembiasaan diri yang dapat membuat kita menyadari hubungan manusia dengan lingkungan.

B.            Saran
Manusia perlu mengambil kebijakan-kebijakan  terhadap lingkungan sebagai usaha untuk memperoleh  efisiensi  pemanfaatan sumber alam dan lingkungan. Kita sebagai manusia wajib menyadari  bahwa kita saling terkait dengan lingkungan yang mengitari kita.
Kemampuan kita untuk menyadari hal tersebut  akan menentukan bagaimana hubungan kita sebagai manusia dan lingkungan kita. Hal ini memerlukan pembiasaan diri yang dapat membuat kita menyadari hubungan manusia dengan lingkungan.

2 komentar: